OtoHub.co - Sejak diluncurkan pada Oktober 2024, Toyota Rangga terus menunjukkan performa penjualan yang stabil di pasar kendaraan komersial Indonesia.
PT Toyota Astra Motor (TAM) menyebut target penjualan Toyota Rangga per bulan sebanyak 400-500 unit.
Hasilnya, Rangga tak hanya berhasil mencapai target penjualan, tapi bahkan melebihi ekspektasi Toyota.
"So far, target kita bisa tercapai, bahkan di atas target. Sekarang, kita fokus bukan hanya pada angka penjualan, tapi juga pada pelayanan, spare parts, dan service," jelas Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing TAM.
Sebagai kendaraan komersial, layanan purnajual memang menjadi aspek penting bagi para pengguna Toyota Rangga.
Masih menurut Anton, pihaknya menyadari bahwa mobil ini bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga aset bisnis yang membutuhkan dukungan perawatan terbaik.
Oleh karena itu, Toyota memastikan ketersediaan spare parts dan layanan servis untuk Rangga tetap optimal sebelum meningkatkan target produksi lebih lanjut.
"Kita tidak buru-buru ingin menaikkan target lebih lanjut, kita fokus mencapai target yang sudah ada, dan fokus memberikan pelayanan kepada customer," imbuh Anton, disela gelaran IIMS 2025.
Tiga Segmen Pasar
Toyota mengidentifikasi tiga segmen utama pengguna Rangga, yaitu fleet customer, pelaku UMKM, dan individu.
"Saat ini, mayoritas penjualan berasal dari fleet dan individu, sementara segmen UMKM diprediksi akan tumbuh dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan," terang pria lulusan UGM Yogyakarta ini.
Ia meyakini tren positif ini akan terus berlanjut.
"Biasanya, para pelaku UMKM ingin melihat dulu bagaimana kendaraan ini bekerja di lapangan sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakannya dalam bisnis mereka," tambahnya.

Toyota Rangga bisa dirancang food truck untuk UMKM
Secara rata-rata, Toyota Rangga mencatat angka penjualan 400-500 unit per bulan, dengan beberapa model bahkan harus inden selama 1-2 bulan. Model bensin, terutama varian entry-level, menjadi salah satu yang paling diminati.
"Setiap daerah punya preferensi berbeda, ada yang lebih suka diesel, ada juga yang memilih bensin. Ini yang membuat distribusi kendaraan cukup dinamis," jelas Anton.
Salah satu dampak positif dari hadirnya Toyota Rangga adalah berkembangnya industri karoseri di Indonesia.
Dengan desain modular yang fleksibel, kendaraan ini bisa diubah menjadi berbagai model sesuai kebutuhan bisnis, seperti boks, cooler box, hingga ambulans.
"Bisnis karoseri juga ikut berkembang. Saat ini ada sekitar 80 unit usaha karoseri yang terlibat dalam pengembangan Toyota Rangga, dan kami terus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hasilnya," ungkap penyuka panganan Mie ini.
Menariknya, pertumbuhan industri ini juga mendapat perhatian dari pemerintah. Menteri UMKM bahkan tertarik untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Toyota mengenai potensi pemanfaatan kendaraan ini bagi usaha kecil dan menengah.
Dengan tren penjualan yang stabil, Toyota Rangga tak hanya menjadi kendaraan niaga yang diminati, tetapi juga membuka peluang bisnis baru bagi banyak sektor di Indonesia.