News Harryt DaguHarryt Dagu Minggu, 02 Maret 2025 07:30:00

Pertamax Tidak Dioplos, Tapi Keuangan Negara Bocor? Ini Kata Analis Komunikasi Politik

Pertamax Tidak Dioplos, Tapi Keuangan Negara Bocor? Ini Kata Analis Komunikasi Politik
Istimewa

Hendri Satrio : Kasus ini menarik perhatian publik karena menyangkut sesuatu yang langsung mereka rasakan setiap hari

OtoHub.co - Soal isu oplosan BBM Pertamax yang tak terbukti kebenarannya, perhatian masyarakat kini tertuju pada kasus korupsi dalam pengadaan BBM yang jumlahnya mencapai Rp 193 triliun.


Menurut Hendri Satrio, selaku Analis Komunikasi Politik, isu ini tidak dipolitisasi, tetapi memang menarik perhatian publik karena menyangkut sesuatu yang langsung mereka rasakan setiap hari.


"Kalau menurut saya, sengaja dipolitisasi tidak. Tapi korupsi yang begitu besar, Rp 193 triliun, di saat kita sedang melakukan penghematan, pasti mendapatkan perhatian khusus,"


"Apalagi ini ada kaitannya dengan keseharian masyarakat, BBM yang dibeli oleh masyarakat, yakni Pertamax dan Pertalite," beber sobat yang akrab disapa Hendsat, lewat pesan suara (27/2/2025) ini.


Ia juga menyoroti bagaimana masyarakat dengan cepat menghubungkan berbagai isu yang sebelumnya muncul, seperti dugaan BBM kotor yang merusak mesin kendaraan.


"Kan runutannya, seperti sebelumnya pernah case di bengkel yang ditemui ada lumpurnya. Kemudian ada isu RON 90-92 ini, pasti masyarakat melihat ada keterkaitan,"


"Walaupun sudah diluruskan oleh Pertamina, tetap saja berita yang salah atau persepsi yang keliru membuat kepercayaan terhadap produk Pertamina sedikit goyah," ujar Hendri, yang juga dikenal sebagai founder lembaga survei KedaiKOPI.


Ia kembali menganalisa, isu ini berkembang bukan karena kepentingan politik, tetapi karena skala kasusnya yang besar.


Sehingga, masyarakat secara alami lebih mudah mengaitkannya dengan berbagai kejadian lain yang sudah beredar sebelumnya.


Ia pun menggarisbawahi, dari kasus ini bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Bahwa komunikasi yang lebih jelas dan cepat sangat dibutuhkan dalam isu yang sensitif seperti ini

Related Article

Related Category