OtoHub.co - Saat berkendara melewati jalan yang beragam di Indonesia tentu pengendara dan penumpang membutuhkan kenyamanan.
Nah salah satu penunjang kenyamanan tersebut adalah performa shock absorber atau shockbreaker.
Tugasnya berat loh, yaitu meredam kejutan dan getaran ketika kendaraan sedang melintasi berbagai karakter jalan.
Bila shockbreaker sudah tidak bekerja secara maksimal tentu kenyamanan serta kestabilan mobil akan berkurang.
Seperti muncul guncangan, getaran yang lebih intens, kendaraan miring saat bermanuver, atau perasaan seperti berayun-ayun saat berkendara.
Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa shockbreaker perlu dilakukan pemeriksaan.
Apalagi jika kendaraan sudah dipakai cukup lama alias sudah tua.
Nah, tidak dipungkiri masih banyak konsumen belum paham kapan waktu yang tepat ganti shockbreaker pada kendaraannya.
"Pada bengkel resmi tentu memiliki regulasi batas umur pakai atau waktu penggantiannya setelah mencapai jumlah kilometer tertentu," jelas Roni Agung, Kepala Bengkel Astra Peugeot Cilandak, Jakarta Selatan.
Ditambahkannya, "Secara umum, suspensi mobil (SUV) perlu diganti jika kendaraan sudah berusia 3-5 tahun atau menempuh jarak 60.000 kilometer lebih," lanjut Roni.

Ganti Sokbreker kalau sudah nyaman saat mobil dikendarai
Ingat performa suspensi bisa semakin panjang atau bahkan jadi singkat tergantung kondisi jalan yang sering dilalui dan cara mengemudinya.
Jika kerap melibas jalan berlubang atau berbatuan, bahkan sering melebihi kapasitas muatan yang direkomendasikan untuk kendaraan akan mempercepat keausannya.
Sebaiknya periksa secara rutin kondisi shockbreaker pada masing-masing roda untuk memastikan tidak ada kerusakan yang signifikan.
Untuk itu jika memang merasakan salah satu gejala di atas, kemungkinan besar sudah waktunya mengganti shockbreaker mobil.
Lantas apakah perlu mengganti semua atau hanya bagian komponen yang rusak?
"Di bengkel resmi kami, merekomendasikan penggantian shockbreaker adalah sepasang, seperti shockebreaker kanan dan kiri terutama di bagian roda depan," tegas Roni.
Alasannya, katanya, untuk menjaga keseimbangan, stabilitas kendaraan serta mengamankan part pendukungnya.
Apalagi komponen ini bertalian dengan komponen lainnya.
Sebaiknya ganti sepasang sokbreker
Adapun risiko jika tidak mengikuti aturan tersebut biasanya terjadi perbedaan dalam kemampuan meredam guncangan antara shockbreaker yang baru dan yang lama.
Ini dapat membuat handling kendaraan terasa tidak stabil, terutama saat berbelok atau melintasi jalan yang tidak rata.
Apalagi mengganti sepasang shockbreaker juga membantu menjaga keausan ban agar tetap rata.