Mengenal Lebih Dalam Angka Oktan Bahan Bakar Bensin oleh Pakarnya

Review Panji Maulana
Selasa, 15 April 2025 08:00:00
Istimewa

(Ilustrasi) SPBU Pertamina menyediakan berbagai jenis BBM dengan RON berbeda-beda

OtoHub.co Masih banyak orang bertanya-tanya soal oktan bahan bakar. Apalagi semakin bertambah pilihan merek dan oktan jika melihat di dispenser SPBU.

Dan dalam memilih bahan bakar kendaraan terkadang masih bingung, karena dihadapkan oleh beberapa aturan.

Misal harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil, lalu kompresi mesin dan terakhir UUD (ujung-ujungnya duit) alias kantong.

Nah, daripada bingung sebaiknya kita pahami mengenai angka oktan atau lebih dikenal denan istilah RON dalam bahan bakar jenis bensin.

RON (Reasearch Octane Number) atau nilai oktan adalah ukuran stabilitas pada kandungan bahan bakar.

Atau, merupakan bilangan yang menunjukkan kualitas dalam menahan tekanan yang tinggi di dalam ruang bakar mesin kendaraan, sebelum akhirnya terbakar.

Setiap kendaraan punya preferensi RON masing-masing. Tidak semua mesin mobil atau motor dapat memakai BBM dengan RON tinggi atau sebaliknya.

Sederhananya, BBM dengan RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi.

Sehingga BBM bisa terbakar sebelum waktunya dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Kondisi tersebut mengakibatkan mesin ngelitik atau knocking.

Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) mengingatkan bahwa BBM dengan kadar RON tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan akan memberikan dampak kurang baik bagi mesin.

"Jika tidak cocok, akan ada tempat lain yang menyala di silinder selain di busi, sehingga akan terjadi tabrakan gelombang pembakaran yang pada akhirnya kita dengar sebagai ngelitik," jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.

Ngelitik jika dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin kendaraan.

Pada dasarnya, angka oktan itu merupakan perbandingan antara bahan kimia iso-oktana dengan heptana.

"Jika campurannya meliputi 20 persen heptana dan 80 persen Iso-oktana, maka nilai oktan bahan bakar tersebut adalah 80. Untuk menaikkan nilai oktan bisa dengan menggunakan aditif," jelas Prof. Yus.

Jadi, semakin tinggi nilai oktanya, maka semakin tinggi kompresi yang dibutuhkan bahan bakar untuk terbakar.

Maka dari itu, setiap pabrikan biasanya juga merekomendasikan bensin yang diperlukan pada kendaraan buatannya.

Sebaliknya jika kompresinya rendah, lalu bensin yang digunakan memiliki RON yang tinggi, tenaga yang dihasilkan mesin bisa menurun atau bahkan tidak bertenaga. Selain itu, mesin jadi boros dan emisi yang dikeluarkan meningkat.

RON, MON & AKI

Istilah RON sudah tidak asing di telinga dan mata kita, khususnya saat beli bensin di SPBU di Indonesia. Namun ada nama lain yang menunjukkan angka oktan bahan bakar bensin, terutama kalau kita ke luar negeri.

Misal, kalau Sobat OtoHub pergi ke Amerika Serikat atau negara lainnya, nggak ada tuh RON. Loh?

Seperti diterangkan di atas, RON adalah Research Octane Number, dimana ditentukan atau diperoleh oleh sebuah pengujian pada alat uji CFR engine dengan standar metode American Society for Testing and Material (ASTM) D2699.

Muhammad Fuad, peneliti bahan bakar dari Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas Bumi) menceritakan awal mula pengujian angka oktan pada mesin pengujian tersebut.

"Jadi awalnya dulu karena mesinnya itu masih belum maju, itu pernah pakai kerosin (minyak tanah). Setelah ditemukan minyak itu baru dengan nafta (minyak bumi) itu," jelas Fuad.

"Setelah jalan kok ini ada bunyi ngelitik (knocking). Mesin itu empat langkah dan satu silinder. Kalau RON itu namanya kan research octane number. Nah itu sebuah pengujian padaa RPM rendah (600 rpm)," terang pria yang juga peneliti Biofuel.

Beda lagi dengan nilai oktan MON. Pengujiannya memakai mesin uji yang sama dengan RON namun bedanya dari kecepatan mesin.

"Penemuan metode pengujian MON nggak sengaja waktu itu di Jerman. Jadi waktu itu ada pengujian long distance, piston mesin yang digunakan jebol," imbuh pria lulusan Teknik Kimia di UPN Veteran Yogyakarta ini.

"Karena itu dibuat pengujian dengan RPM yang lebih tinggi (900 rpm) dan waktu pengujian lebih cepat dan suhu lebih tinggi. Hasilnya dinamai dengan MON atau Motor Octane Number," sebutnya. Metode pengetesannya menggunakan ASTM D2700.

Istimewa

(Ilustrasi) Penjualan bensin menggunakan AKI di luar negeri

Beda lagi kalau AKI atau kepanjangan dari Anti-Knock Index.

Menurut Fuad, angka AKI lebih kecil. Karena merupakan nilai RON ditambah MON lalu dibagi 2 (RON+MON/2). Atau nilai rata-rata.

Misalkan dipasarkan bensin Regular 87, artinya RON 92 ditambah MON 82 kemudian dibagi 2.

AKI biasa dipakai pada SPBU di Kanada, Amerika Serikat atau Meksiko.

Nilai ini juga sering ditulis pada pompa sebagai (R+M)/2. AKI juga terkadang disebut PON (Angka Oktan Pompa).

Begitu penjelasan tentang angka oktan.

Bagikan

Baca Artikel Asli