Indonesia Butuh Lebih Banyak Mobil, Investor Otomotif Siap-Siap Panen Cuan

News Harryt Dagu
Kamis, 13 Februari 2025 16:35:44
Harryt Dagu

Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 275 juta jiwa, rasio kepemilikan mobil hanya 99 unit per 1.000 orang

OtoHub.co - Seperti diketahui, dibandingkan dengan negara tetangga, rasio kepemilikan mobil di Indonesia jauh tertinggal. Inilah alasan utama kenapa industri otomotif di Tanah Air masih punya ruang pertumbuhan yang luar biasa besar.


Hal ini diutarakan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam pembukaan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, yang dihelat di Jiexpo Kemayoran, Jakpus (13-23/2/2025).


Ia menyoroti bahwa meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 275 juta jiwa, rasio kepemilikan mobil hanya 99 unit per 1.000 orang.


"Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara lain," bilang Menperin Agus.


Pemerintah pun mengajak investor untuk ikut mencicipi manisnya peluang ini.


"Dengan populasi sebesar ini dan rasio kepemilikan kendaraan yang masih rendah, Indonesia punya potensi pertumbuhan yang sangat besar," ucapnya lagi.


Lebih lanjut, Ia membeberkan rasio kepemilikan mobil di negara tetangga.


"Malaysia itu 490 unit per 1.000 orang, dengan total penduduk sekitar 67 juta jiwa. Lalu Thailand 275 unit per 1.000 orang, penduduknya sekitar 100 juta jiwa," beber Agus.


Masih menurutnya, Singapura 211 unit mobil per 1.000 orang. Lalu Korea Selatan 530 unit per 1.000 orang.


Kemudian Jepang 670 unit per 1.000 orang. Serta Australia 776 unit per 1.000 orang.


Selain kendaraan konvensional, segmen kendaraan listrik juga mulai menunjukkan tren positif. Menurut Agus, pada tahun lalu populasi EV di Indonesia mencapai 207 ribu unit, naik 78,2% dibandingkan tahun sebelumnya.


"Dengan pertumbuhan yang cukup signifikan ini, kita melihat kendaraan listrik punya masa depan cerah di Indonesia," ujarnya.


Pemerintah menyambut baik partisipasi berbagai merek otomotif dalam gelaran IIMS 2025.


Namun, Agus menegaskan bahwa pabrikan yang masuk ke Indonesia tidak hanya sekedar berjualan, tetapi juga harus mendorong produksi dalam negeri.


"Kami berharap kehadiran merek baru bisa memperluas pasar otomotif Indonesia. Tapi kami juga mengingatkan, jangan hanya mengandalkan impor. Harus ada upaya memperkuat produksi dalam negeri,"


"Termasuk memenuhi standar TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) supaya industri nasional, khususnya industri kecil dan menengah, bisa ikut berkembang. Setelah itu, kita bisa mulai menjajaki pasar ekspor," tegasnya.


Dengan rasio kepemilikan kendaraan yang masih rendah, jumlah penduduk yang terus meningkat, serta kebijakan yang mendukung industri otomotif, Indonesia adalah ladang emas bagi investor otomotif global. 


Pemerintah membuka pintu lebar-lebar bagi pabrikan yang siap berinvestasi, membangun ekosistem industri yang kuat, serta memperluas pasar kendaraan listrik dan konvensional.

Bagikan

Baca Artikel Asli